Wednesday, October 21, 2020

Manajemen Bandwidth pada Router Mikrotik

Selamat datang di blog ali-mahdali.blogstpot.com, kali ini penulis memposting artikel yang berjudul Manajemen Bandwidth pada Router Mikrotik yang mana artikel ini dapat kalian akses melalui alamat : https://ali-mahdali.blogspot.com/2020/10/manajemen-bandwidth-pada-router-mikrotik.html,
tanpa basa-basi yuk disimak artikelnya dibawah ini. Selamat membaca

Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak client, diperlukan sebuah mekanisme pengaturan bandwidth dengan tujuan mencegah terjadinya monopoli penggunaan bandwidth sehingga semua client bisa mendapatkan jatah bandwidth masing-masing. QOS(Quality of services) atau lebih dikenal dengan Bandwidth Manajemen, merupakan metode yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada RouterOS Mikrotik penerapan QoS bisa dilakukan dengan fungsi Queue.

1. Limitasi Bandwidth Sederhana 

Cara paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS adalah dengan  menggunakan Simple Queue. Kita bisa melakukan pengaturan bandwidth secara  sederhana berdasarkan IP Address client dengan menentukan kecepatan upload  dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client. 

Contoh 

Kita akan melakukan limitasi maksimal upload: 128kbps dan maksimal download:  512kbps terhadap client dengan IP 192.168.10.2 yang terhubung ke Router.  Parameter Target Address adalah IP Address dari client yang akan dilimit. Bisa  berupa : 

a) Single IP (192.168.10.2) 

b) Network IP (192.168.10.0/24) 

c) Beberapa IP (192.168.10.2,192.168.10.13) dengan menekan tombol  panah bawah kecil di sebelah kanan kotak isian. 

Penentuan kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter target  upload dan target download max-limit. Bisa dipilih dengan drop down menu atau  ditulis manual. Satuan bps (bit per second).

sumber : ahmadsuryadi.net


Dengan pengaturan tersebut maka Client dengan IP 192.168.10.2 akan  mendapatkan kecepatan maksimum Upload 128kbps dan Download 256kbps  dalam keadaan apapun selama bandwidth memang tersedia. 

2. Metode Pembagian Bandwidth Share 

Selain digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth fix seperti pada  contoh sebelumnya, kita juga bisa memanfaatkan Simple Queue untuk  melakukan pengaturan bandwidth share dengan menerapkan Limitasi Bertingkat.  Konsep Limitasi Bertingkat bisa anda baca pada artikel Mendalami HTB pada  QOS RouterOS Mikrotik. 

Contoh : 

Kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3  client. 

Konsep: 

a. Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka masing-masing client  akan mendapat bandwidth minimal 128kbps. 

b. Jika hanya ada 1 Client yang melakukan akses, maka client tersebut bisa  mendapatkan bandwidth hingga 512kbps. 

c. Jika terdapat beberapa Client (tidak semua client) melakukan akses, maka  bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah client yg aktif.

3. Topologi Jaringan 

Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki, maka kita  harus definisikan pada langkah pertama. Pendefinisian ini bisa dilakukan dengan  melakukan setting Queue Parent. Besar bandwidth yang kita miliki bisa diisikan  pada parameter Target Upload Max-Limit dan Target Download Max-Limit. 

Langkah selanjutnya kita akan menentukan limitasi per client dengan melakukan  setting child-queue. 

Pada child-queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP  address masing-masing client. Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit  (MIR) : 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat  sebelumnya. 

Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain, sesuaikan Target Address.

Selanjutnya lakukan pengetesan dengan melakukan download di sisi client.

Kondisi 1 

Kondisi 1 menunjukkan ketika hanya 1 client saja yg menggunakan  bandwidth, maka Client tersebut bisa mendapat hingga Max-Limit. Perhitungan : Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps.  Bandwitdh yang tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client  yang lain tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1  sehingga mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit.

Kondisi 2 

Kondisi 2 menggambarkan ketika hanya 2 client yang menggunakan bandwidth. Perhitungan : Pertama router akan memberikan limit-at semua client terlebih  dahulu. Akumulasi Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps . Bandwidth  total masih tersisa 256kbps. Sisa diberikan kemana.? Akan dibagi rata ke kedua  Client. 

Sehingga tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) =  128kbps+128kbps =256kbps 

Gambar 2.26 Penggunaan Bandwidth hanya digunakan pada 2 client Kondisi 3 

Kondisi 3 menunjukkan apabila semua client menggunakan bandwidth. Perhitungan: Pertama Router akan memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu,  sehingga bandwidth yang digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Bandwidth total  masih tersisa 128kbps. Sisa bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara  merata sehingga tiap client mendapat 128kbps + (128kbps/3) = 170kbps. Pada Limitasi bertingkat ini juga bisa diterapkan Priority untuk client. Nilai priority  queue adalah 1-8 dimana terendah 8 dan tertinggi 1. 

Contoh : Client 1 adalah VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).

Jika kita menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir  sama dengan sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi,  Router akan melihat priority client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit  client priority tertinggi dengan bandwidth yang masih tersedia. 

Penggunaan Bandwidth menggunakan klien prioritas Perhitungan: Client 1 mempunyai priority tertinggi maka router akan mencoba  memberikan bandwidth sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan  bandwidth yang tersisa hanya 128kbps, maka Client1 mendapat bandwidth  

sebesar Limit-at + Sisa Bandwidth = 128kbps+128kbps = 256kbps. Konsep pembagian bandwidth ini mirip ketika anda berlangganan internet  dengan sistem Bandwidth share. Limitasi bertingkat juga bisa diterapkan ketika  dibutuhkan sebuah pengelompokkan pembagian bandwidth.

Penggunaan Bandwidth pada limitasi klien 1 dan 3 Tampak pada gambar, limitasi Client1 dan Client3 tidak menganggu limitasi  Client2 karena sudah berbeda parent. Perhatikan max-limit pada Limitasi  Manager dan Limitasi Staff

4. Bypass Traffic Lokal 

Ketika kita melakukan implementasi Simple Queue, dengan hanya  berdasarkan target-address, maka Router hanya akan melihat dari mana traffic  itu berasal. Sehingga kemanapun tujuan traffic nya (dst-address) tetap akan  terkena limitasi. Tidak hanya ke arah internet, akan tetapi ke arah jaringan Lokal  lain yang berbeda segment juga akan terkena limitasi. 

Contoh : 

IP LAN 1 : 192.168.10.0/24 

IP LAN 2 : 192.168.11.0/24 

Jika hanya dibuat Simple Queue dengan target-address : 192.168.10.0/24,  traffic ke arah 192.168.11.0/24 juga akan terlimit. Agar traffic ke arah jaringan  lokal lain tidak terlimit, kita bisa membuat Simple Queue baru dengan mengisikan  dst-address serta tentukan Max-Limit sebesar maksimal jalur koneksi, misalnya  100Mbps. Kemudian letakkan rule tersebut pada urutan teratas (no. 0). 

Rule Simple Queue dibaca dari urutan teratas (no. 0) sehingga dengan  pengaturan tersebut traffic dari LAN1 ke LAN2 dan sebaliknya maksimum  transfer rate sebesar 100Mbps atau setara dengan kecepatan kabel ethernet.


Sebelum melanjutkan membaca artikel ini, berikut adalah artikel yang berkaitan dengan judul artikel Manajemen Bandwidth pada Router Mikrotik :
ok, silahkan lanjut membaca.

Terimakasih atas kunjungan Anda dan Karena telah sudi membaca artikel yang berjudul Manajemen Bandwidth pada Router Mikrotik.Tak Lengkap Rasanya Jika Kunjungan Anda di Blog ini Tanpa Meninggalkan Komentar, untuk Itu Silahkan Berikan Kritik dan saran Pada Kotak Komentar di bawah. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Manajemen Bandwidth pada Router Mikrotik ini jika memang bermanfaat bagi anda, namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Terima Kasih, Happy Blogging :)


EmoticonEmoticon